12 October 2020

Tips mengucap syukur

Tentang mengucap syukur, Firman Tuhan berkata kita harus mengucap syukur dalam segala hal. Mudah di lakukan ketika kita dalam keadaan baik-baik saja tapi sulit di lakukan ketika dalam keadaan sebaliknya, keadaan yang tidak kita inginkan. Setuju? Dan karena kita sedang belajar mengucap syukur dan harus melakukan FT, ucapan syukur yang kita ucapkan jadi terkesan terpaksa, agak kurang pas.

Di sosmed banyak banget quotes atau kalimat motivasi tentang mengucap syukur yang sebetulnya menurut saya kurang cocok untuk diucapkan oleh kita sebagai orang Kristen. 

Misalnya mengucap syukurlah karena keadaan kita jauh lebih baik daripada nenek2 yang harus jalan kaki jauh dari rumahnya untuk berjualan krupuk dari pintu ke pintu. Mengapa kita harus membandingkan keadaan kita dengan orang lain untuk bisa mengucap syukur?

Ada juga quote bagus, bersyukurlah atas apa yang kita miliki, karena kebahagiaan sejati takkan pernah didapatkan tanpa bersyukur. Bagus banget quote nya ya, tapi FT di 1 Tesalonika 5:18 (BIMK)  Dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur, sebab itulah yang Allah inginkan dari kalian sebagai orang yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus.
Arti 'dalam segala keadaan' rasanya sedikit berbeda ya dengan 'apa yang kita miliki'.

Dan di Ibrani 11:1 (BIMK)  Beriman berarti yakin sungguh-sungguh akan hal-hal yang diharapkan, berarti mempunyai kepastian akan hal-hal yang tidak dilihat.
Hal yang diharapkan dan hal yang tidak dilihat adalah hal-hal yang belum terjadi, belum kita miliki saat ini.

Sepertinya kita membutuhkan sesuatu yang kasatmata untuk kita bisa mengucap syukur. Bukankah seharusnya kita mengucap syukur karena apapun keadaan kita saat ini, kita punya Seseorang yang sangat bisa diandalkan yang mau menolong kita? Seseorang yang selalu menyertai kita (Ibrani 13:5) dan  Dialah Tuhan kita, Juru Selamat kita. Dia tidak hanya memberikan hidup kekal di Surga nanti tapi juga memelihara kita dalam keseharian kita sekarang ini waktu kita masih di bumi.

Roma 8:32 (BIMK)  Anak-Nya sendiri tidak disayangkan-Nya, melainkan diserahkan-Nya untuk kepentingan kita semua; masakan Ia tidak akan memberikan kepada kita segala sesuatu yang lainnya?

Rasanya itu saja cukup untuk membuat hati kita melimpah dengan sukacita pengharapan dan membuat bibir kita mengucap syukur, tanpa perlu kita melihat sekitar dan membandingkan keadaan kita dengan orang lain. Belajar melihat hal-hal yang tak kasatmata (belum terlihat) yang sudah tertulis di FT kemudian percaya dan memperkatakannya lewat ucapan syukur kita. 

Ketika kita sedang dalam kekurangan, ucapkan puji Tuhan, Allah ku akan memenuhi segala keperluanku menurut kekayaan dan kemuliaanNya (Filipi 4:19). Ketika kita sedang sakit, ucapkan puji Tuhan, Allah ku Jehova Rapha, bilur Yesus sudah menyembuhkan penyakitku (1 Petrus 2:24). Apapun keadaan kita, kita akan bisa menemukan FT yang dapat kita pegang dan perkatakan sebagai bentuk ucapan syukur kita. 

Itulah iman.

No comments:

Post a Comment