Dunia perdapuran para ibu rumah tangga sempat merasakan minyak goreng tinggi harganya beberapa waktu lalu. Saya sih nggak terlalu merasakan dampaknya karena saya nggak masak di rumah 😄 minyak goreng 1 L di rumah juga belum habis. Harga minyak goreng melambung karena (katanya) pabrik produsen minyak mulai berproduksi lagi setelah sempat off karena pandemi sehingga permintaan kelapa sawit meningkat dan menyebabkan harga minyak goreng naik. Nggak cuman dari produsen minyak goreng aja, tapi dari pabrik-pabrik yang lain juga membutuhkan bahan baku kelapa sawit. Saya kurang tahu lengkapnya bagaimana tapi lumayan masuk akal sih 😁
Tapi lumayan bikin heboh juga waktu harga minyak goreng turun. Dan seperti biasa selalu aja ada penimbun-penimbun, nggak ngerti deh maunya apa, emang tiap hari makan gorengan mulu ya 😂 Meskipun dibatasi pembelian hanya 2 buah per orang tapi ada lho yang ngajak suami, anak, ortu, mertua dan kawan-kawannya buat ngeborong minyak goreng. Jadi waktu di supermarket itu terjadi drama saling tidak mengakui keluarga deh 😂
Tapi ada yang lebih bikin heboh lho kemarin di dunia perfacebookan, ini nih ada yang nyetatus gini. Minyak goreng 2 L nya ditimbang dan beratnya nggak nyampe 2 KG jadi dia merasa dibohongin. Sepertinya dia menganggap berat jenis air dan minyak itu sama karena air biasa sebanyak 1 L kalau ditimbang beratnya memang 1 KG. Tapi kenyataannya minyak goreng itu lebih ringan daripada air biasa.
Hmmm... tapi kenapa ya kalo makan banyak gorengan bisa bikin gendut ya daripada minum banyak air 😂 kan katanya minyak goreng lebih ringan dari air.
ih nggak nyambung neng!
jaka sembung pake sarung, nggak nyambung!
Terus saya jadi ingat minggu lalu kami membahas tentang berat jenis benda yang berbeda-beda. Zac baca di buku komik Science tentang bagaimana caranya menimbang berat kepala kita. Dan si Pepeh inget dulu waktu sekolah pernah belajar tentang hukum Archimedes jadi belajarlah kita pada youtube 😂😂 trus menemukan video asal muasal Archimedes menemukan hukum Archimedes yang terkenal itu.
ini videonya
Dilansir dari Live Science, Hukum Archimedes berbunyi: "Sebuah benda
yang dicelupkan seluruhnya atau sebagian dalam zat cair, akan mengalami
gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan
oleh benda tersebut" Penemuan Archimedes ini bermula dari masalah
Hieron, Raja Syracuse. Hieron meminta Archimedes untuk memeriksa mahkota
emasnya. Ia ingin tahu apakah mahkota itu terbuat dari emas murni atau
dicurangi dengan cara dicampur oleh pembuatnya. Archimedes menemukan
cara mengeceknya ketika sedang mandi. Saat ia nyemplung ke bak mandi,
ia menyadari sebagian air naik dan tumpah. Ia menemukan bahwa banyak air
yang tumpah sama dengan banyak tubuhnya yang masuk ke dalam bak mandi.
Archimedes pun langsung berlari ke jalan sambil berteriak "Eureka!" yang
dalam bahasa Yunani berarti, "Aku menemukannya!" Masalah raja Hieron
pun dapat diselesaikan dengan cara ini. Untuk memastikan mahkota raja
itu dari emas murni, harus dicek kepadatannya. Kepadatan bisa diketahui
dengan berat sebuah benda dibagi dengan volume atau besarnya benda
tersebut. Kertas yang digulung-gulung, meskipun besarnya sama dengan
sebiji kelereng, tetap lebih ringan dari biji kelereng. Begitu pula
halnya dengan emas. Emas memiliki kepadatan yang lebih tinggi dari
perak. Sehingga, mahkota raja bisa berbeda beratnya jika dibuat dari
emas murni atau campuran, kendati bentuk dan besarnya sama. Untuk
mengukurnya, Archimedes tak perlu mengukur besar mahkota. Ia cukup
memasukannya ke dalam air dan melihat berapa volume air yang naik dan
membandingkannya dengan emas murni. Dari penemuan itu, Archimedes pun
berhasil membantu raja mengetahui bahwa mahkotanya ternyata terbuat dari
emas campuran dan bukan emas murni.
Belajar itu menyenangkan! Belajar bisa darimana saja!
No comments:
Post a Comment