15 September 2019

dua momen penting anak setiap hari

Hari ini tanpa sengaja membaca artikel tentang pentingnya waktu sebelum tidur dan sesudah tidur pada anak. Dari dua penulis yang berbeda, dan dari sumber yang berbeda pula. Yang satu dapatnya dari email yang ditulis seorang american mom sedangkan yang satu dapat dari facebook yang ditulis seorang indonesian teacher. Menarik sekali sih. Saya berencana untuk mulai serius memperhatikan dua momen penting ini pada anak-anak saya.

Saya share saja ya tulisannya di sini biar nggak lupa



pentingnya momen sebelum tidur pada anak

Making Bedtime a Treasured & Meaningful Time with Your Children
by Ruth Schwenk
 
I didn’t know whether to laugh or cry. I had just announced to our four kids it was time for bed. One child, responded that he was hungry. Another with an emotional meltdown. Our oldest son forgot he needed a test signed, which led to a rather lengthy discussion of other assignments due later in the week. And our daughter, the night owl? She was ready to talk! 

Whether our four kids were ready for bed or not, I was! 

Let’s face it, no matter how organized you are or how well behaved your children are, bedtime can be a struggle. But bedtime can also be incredibly meaningful. It’s not surprising then that when God was instructing parents on how to pass on faith, He included bedtime as sacred time (Deuteronomy 6:7). 

As tempting as it is to rush through bedtime, if we’re not careful, we can miss out on the opportunities God has for us during this critical season of life. Being patient with the struggle and intentional to make this time meaningful is so important. As our babies become toddlers and our toddlers become kids there are lots of bedtime hours that pass us by. As I look back now, I’m reminded of how quickly those special times go by. 

Bedtime can be a treasured time for our children. 
A time for us to connect with them after a long day. 
A time for us to listen. 
A time for us to remind them of our love for them. 
And a time for us to remind them of God’s love for them. 

Here are a few practical ways we have tried to make bedtime meaningful for our children: 

Talking Together: 
I used to think that my children’s willingness to talk at bedtime was a delay tactic! While that may be partly true, bedtime also is the perfect time to talk – to get a glimpse into what is going on in my child’s heart. All of the day’s distractions disappear. There’s no more “to-do’s.” 

Bedtime is a time to relax, wind down, and most often, open up. One way to make talking at bedtime meaningful is to ask simple questions like, “What was the best part of your day? What was the hardest? What are you most worried about? What are you excited about?” All of these, and more, can be great windows into your child’s heart. 

These are great opportunities for them to process what they are thinking and feeling. And as a parent, the perfect environment to apply God’s truth and love where our kids need it most. 

Reading Special Bedtime Books: 
One of my favorite bedtime routines, especially when our kids were younger, is reading. Over the years, we have read through numerous books and children’s Bibles. Reading is a great way to connect with your child, remind them of God’s love, and calm them before bedtime. I especially love the books that are meant for bedtime. 

Praying Together: 
And finally, we always take this time to pray before bed. We talk about others who are in need of prayer. This is an opportunity to model Christlike love and care for their friends. 

As my children have gotten older, bedtime looks a little different. Every night we gather in the living room and take time to talk and pray. The meaningful routine we put in place when they were little has carried over into their tween and teen years. 

So the next time you feel like you are herding cats at bedtime, remember to slow down. Don’t rush it. Be intentional. God wants to use this seemingly mundane activity to help shape the heart of your child!



pentingnya momen bangun tidur pada anak

BANGUN SIANG
tulisan Wesiati Setyaningsih  
dicopas dari https://www.facebook.com/wesiati/posts/10219142131006077

Kemarin ada artikel yang dijadikan bacaan di LKS Bahasa Inggris kelas XI. Isinya tentang usulan agar sekolah dimulai lebih siang lagi dari jam 8 menjadi jam 8.30. Maklum itu settingnya luar negeri. Bukan Indonesia. Kalo Indonesia ya sekolah masuknya jam 7.

Alasan kenapa masuk sekolah dibuat lebih siang adalah, anak remaja itu secara hormonal masih butuh tidur lebih banyak. Jadi biasanya mereka bangun lebih siang. Membuat mereka bangun pagi-pagi akan membuat otak mereka kurang maksimal bekerja.

Itu di Amerika sih ya. Nentuin jam masuk sekolah aja ada penelitiannya dulu. Coba di Indonesia. Nentuin sekolah jadi lima hari kerja aja dasarnya sangat ridiculous : biar anak-anak pulangnya sama-sama sore dengan ortu mereka. Jadi pengawasan lebih mudah. Nggak mikir kalo anak-anak butuh juga les musik atau main. Tapi sudahlah ya. Saya bukan mau bahas itu.

Yang saya bilang ke anak-anak ada dua hal.

Pertama, bahwa secara hormonal memang mereka butuh tidur lebih banyak sehingga susah bangun pagi, ini mesti disadari dulu. Tanpa kesadaran ini, mereka pasti meyakini bahwa mereka adalah anak-anak pemalas yang susah bangun pagi. Kebiasaan (saya dulu juga ngalamin), mata susah melek padahal sudah pagi. Emak di dapur teriak-teriak manggil ga denger. Panci dibanting malah masuk ke dalam mimpi seolah dalam perang ada bom meledak. Alhasil ketika sadar dan mulai bangun, kucek-kucek mata makin kena omelan padahal berdiri aja masih limbung.

Dalam kesadaran yang masih separuh, sudah dengar, "kamu ini pemalas. Dibangunin sejak subuh ndak bangun jugak! Mau jadi apa kamu?" Itu semua disemburkan pake nada tinggi. Masuklah ke otak. Menyelinap di alam bawah sadar, "okey, fine. Aku anak pemalas. Pemalas itu nggak ngapa-ngapain." Ketika mestinya mulai bekerja dia nggak kerja malah ngejogrok. "Secara gue anak pemalas, ye kan?" Pikirnya. Ibunya empet lagi. "Dasar pemalas sejak kecil. Udah tua juga malas. Dosa apa aku bisa punya anak begini?" Padahal kata yang dia jejalkan ke alam bawah sadar anaknya seumur-umur ya itu "kamu pemalas!" 

Jadi saya bilang sama murid saya sekelas. "Sadari bahwa memang secara hormonal kalian memang butuh tidur lebih banyak. Maklumi diri kalian sendiri bahwa memang itu hormonal. Bukan karena malas." Saya tambahkan untuk sinpan sendiri kesadaran itu dan nggak perlu dikonfrontir sama ortu yang nggak mau ngerti. Ntar jawabnya, "alasan aja!" Trust me. Emak saya gitu. Kecuali kalo ortunya tipe yang mau ngerti sih. Ndak papa. Sampaikan aja.

Kedua, ketika kita ada di situasi baru bangun, masih mulai terjaga tapi belum melek benar, itu gelombang otak ada di alpha. Itu saat paling pas kalo dimasukin kata-kata yang menghipnosis. Cuma kalo yang masuk adalah, "dasar pemalas!" Apa jadinya. 

Maka saya sarankan pada mereka untuk menyadari hal ini. Waspadai bahwa hipnosis tidak hanya bisa dilakukan terapis atau Uya Kuya. Tapi ortu dan guru juga bisa menghipnosis lewat kata-kata yang mereka ucapkan rutin apalagi kalau tiap hari dan penerima ada di gelombang alpha. Wah itu masuk banget. 

Nah, pentingnya menyadari ini untuk benteng. Biar nggak kebawa. Saya sarankan mereka tarik nafas panjang dan menyadari aliran nafas sambil bikin afirmasi sendiri, "aku anak hebat kok." Jadi otak nggak sepenuhnya terisi omelan ortu.

Akhirnya, saya mungkin juga ngalamin brain damage gara-gara Emak dulu kalo ngebangunin pake sound efek perang dunia. Orang tua mendidik kita berdasar apa yang mereka terima juga. Tapi tetap aja trauma yang kita miliki adalah tanggung jawab kita sendiri untuk mengatasinya. Ndak perlu nyalahin orang tua, wong mereka juga sakit. Kitanya aja yang mesti mengobati diri sendiri agar bisa mendidik generasi berikutnya dengan cara yang sehat.


Kalau pada tulisan yang kedua, poin pentingnya ada pada memberikan kalimat dukungan ketika anak bangun tidur. Bukan pada jam sekolah di Indonesia hehehe... Fokus pada apa yang bisa kita lakukan saja. 

Jujur aja, keseharian saya sih masih tidak sebagus itu. Makanya harus mulai diniatin nih.

No comments:

Post a Comment