12 August 2019

Yesus marah

Kalau ditanya apakah Yesus pernah marah? Saya rasa hampir semua akan jawab pernah.
Kalau ditanya kapan Yesus marah di Alkitab? hmm...rata-rata pasti menjawab waktu Yesus menyucikan Bait Allah. 

Benarkah? Coba kita periksa Alkitab kita. 

Peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah dicatat di 
Matius 21:12-17
Markus 11:15-19
Lukas 19:45-48
Yohanes 2:13-16 

Kalau kita baca dengan teliti, tidak ada tertulis kata marah di peristiwa itu, bahkan di semua kitab Injil. Tapi ketika kita membaca kisah itu, kita menyimpulkan bahwa Yesus saat itu pastilah sedang marah. Padahal tidak tertulis kata marah disitu lho...

Dan itu membuat saya penasaran sehingga saya search kata 'Yesus marah', atau 'Ia marah' di Alkitab dan menemukan tiga peristiwa yang melibatkan Yesus dimana tertulis kata marah, yaitu
1. peristiwa Yesus memberkati anak-anak 
2. peristiwa Yesus memberitahu murid-muridNya tentang penderitaanNya
3. peristiwa Yesus menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya

Saya baca lebih teliti lagi dari peristiwa yang sama di semua kitab Injil

Yesus memberkati anak-anak
tertulis di Matius 19:13-15; Markus 10:13-16; Lukas 18:15-17
Ketika orang banyak membawa anak-anaknya kepada Yesus untuk diberkati, tapi oleh murid-muridNya dihalangi dan mereka memarahi orang-orang itu. Tapi Yesus justru memarahi murid-muridNya yang menghalang-halangi anak-anak itu datang kepadaNya. Yesus memanggil anak-anak itu dan memberkati mereka semua. 

Yesus marah jelas tertulis di kitab Markus, sedangkan di Matius dan Lukas tidak.

(14) Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
(15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
(16) Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

Saya sangat tertarik sekali dengan penggambaran Yesus marah kepada murid-muridNya karena menghalangi anak-anak untuk mendekati Dia, dan kemudian Yesus memeluk anak-anak itu dan memberkati mereka. WOW... hati Yesus itu seperti itu, penuh kasih dan selalu terbuka kepada semua orang yang datang kepadaNya. Bahkan Yesus menekankan barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.

Saya rasa Yesus marah pada sikap murid-muridNya yang menghalangi anak-anak datang kepadaNya, bukan marah pada murid-muridNya.

Yesus memberitahu murid-muridNya tentang penderitaanNya
tertulis di Matius 16:21-28; Markus 8:31-9:1; Lukas 9:22-27
Markus 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
(32) Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
(33) Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Di Markus tertulis jelas bahwa Yesus memarahi Petrus, sedangkan di Matius dan Lukas tidak. Kalau menurut saya sebetulnya bukan Petrus yang Yesus tuju tapi Yesus mengusir iblis yang membujuk Petrus untuk mengucapkan itu. 

Yesus menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya
tertulis di Matius 12:9-14; Markus 3:1-6; Lukas 6:6-11

Saya sungguh tertarik dengan kitab Markus, karena hanya di kitab Markus yang menulis bahwa Yesus marah, sedangkan di Matius dan Lukas tidak.
(1) Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
(2) Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
(3) Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"
(4) Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
(5) Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
(6) Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Yesus berdukacita karena mereka sangat keras hati (degil) tidak mau percaya pada Yesus dan dia marah karena itu. Tapi Dia tidak memarahi mereka lho. Yesus hanya fokus menyembuhkan orang yang mati tangannya saja kemudian pergi dari situ. 
Setelah membaca tiga kisah di atas, saya menyadari bahwa yang membuat Yesus marah ternyata bukanlah dosa, seperti yang selama ini saya pahami. Yesus marah akan hal-hal yang membuat Yesus tidak bisa berhubungan dekat dengan manusia. Murid-murid yang menghalangi anak-anak mendekat pada Yesus, kekerasan hati para ahli agama yang memusuhi Yesus dan ucapan Petrus yang berusaha menghalangi Yesus untuk menyelesaikan pekerjaan besarNya yaitu salib. Salib adalah karya pendamaian Allah dengan manusia.

Dosa tidak membuat Yesus marah tapi justru membuat Yesus mendekat. Kalau kita baca seluruh kitab Injil, selama hidupNya Yesus selalu bergaul dengan orang-orang berdosa, orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat karena dosa mereka. Yesus mendekati manusia untuk menyembuhkan, memulihkan, menyelesaikan masalah mereka.

Sama seperti saya sebagai ibu jika anak saya berbuat salah, saya tidak akan menjauhi anak saya dan menunggu dia baik lagi baru saya akan menerima dia lagi, tapi saya akan menegurnya dengan cara baik-baik. Hubungan saya dengan anak saya tidak akan menjadi rusak karena anak saya salah. Malah kalau diam-diaman justru jadi aneh, terlihat tidak dewasa sekali nih orang tuanya haha... Karena mereka anak saya, kalau anak orang lain ah cuekkin aja

Bible study hari ini mengingatkan saya untuk tidak berkata pada anak 'nanti Yesus marah lho' ketika mengoreksi anak saya. Niat saya baik yaitu supaya anak saya berubah tapi tentu saja bukan dengan cara menggambarkan Allah seperti Allah yang baperan, pemarah, mudah tersinggung hehe... karena ternyata Dia tidak seperti itu. Di Perjanjian Baru, dosa sudah bukan penghalang bagi Allah untuk mendekat pada manusia. Karena sudah ada pendamaiannya yaitu darah Yesus, sekali untuk selamanya, dan untuk menebus dosa seluruh dunia. Darah Yesus sangat berkuasa, sanggup menghapus SEMUA dosa seluruh dunia (Yohanes 1:29). Respon manusia cukup percaya saja dan didamaikan dengan Allah, diselamatkan.

Trus berarti kalau sudah jadi orang Kristen (sudah damai dengan Allah) jadi bebas berbuat dosa lagi? Kan Yesus tidak akan marah kalau kita berdosa. Hayo pasti muncul kan pertanyaan ini? haha...

Coba mari kita lihat dari pengertian yang berbeda ya, jangan dari sudut pandang itu terus deh. Contohnya gini, suatu hari kita berjalan-jalan di hutan bersama teman kita terus kita masuk ke sumur yang dalam dan kotor banget, bau dan lengket seperti pasir hisap. Semakin kita bergerak untuk keluar justru membuat kita makin terhisap masuk. Tidak ada yang bisa kita lakukan supaya bisa keluar dari sumur itu. Untungnya ada teman kita yang menolong, menarik kita dengan tali dengan tenaga yang sangat kuat. Setelah berhasil keluar dari sumur itu, teman kita itu juga menolong kita membersihkan tubuh kita dari semua kotoran yang lengket dan menjijikkan itu sampai bersih kembali. Karena tubuh kita sangat lengket sekali sampai-sampai kita tidak bisa menggerakkan tangan kita. 

Pertanyaannya, apakah kita akan mau masuk ke sumur itu lagi? Toh tetap akan aman lah karena ada teman kita yang siap menolong lagi kok. Jadi kita tidak akan mati di sumur itu.

Jawabannya tentu tidak! Siapa yang suka tinggal di dalam sumur yang kotor lengket bau dan sangat menjijikkan itu. Nggak akan ada yang mau meskipun hanya sedetik. Ih amit-amit jangan sampai kecemplung lagi ke sumur itu deh. Betul kan?

Nah, lihatlah dosa seperti sumur itu. Sama sekali tidak ada keuntungannya dosa itu, sangat tidak menyenangkan seperti sumur itu. Kalau sekarang kita masih belum bisa melihat dosa seperti sumur itu, menurut saya wajar sih karena kita masih pakai daging kita, bukan roh kita. Alkitab menyuruh kita untuk melihat perkara yang di atas, yang tidak kelihatan, artinya di roh kita dan bukan di daging kita. Roh Kudus yang akan membantu kita, memperbarui pengertian kita sehingga kita bisa melihat dosa sebagai kerugian besar, sangat sangat tidak menyenangkan sama sekali. Membuat kita bisa berkata ih amit-amit jangan sampai berbuat dosa lagi.

Tidakkah kamu tahu, betapa seriusnya dosa itu di mata Allah sampai-sampai harus darah AnakNya sendiri, yang dikorbankan sebagai korban penebusan. Tandingannya dosa hanya darah Yesus, baru keok dia. Dan itu berlaku sekali untuk selamanya, bukan cuman dosa masa lalu tapi juga masa kini dan masa depan. Iya memang begitu berkuasanya darah Yesus itu. 
 
Haleluya! terima kasih Yesus.  

Sebagai Allah yang sangat berkuasa, tentunya mudah untuk menentukan korban penebus dosa yang lain, misalnya hewan atau harta atau standar yang lainnya. Kan Dia yang memiliki dan mengatur seluruh alam semesta ini. Tapi hari ini saya memahami betapa besar kasihNya pada saya sehingga alih-alih mengorbankan sesuatu yang lain, Allah memilih mengorbankan AnakNya sendiri. Betapa pentingnya saya di mata Allah sampai Allah perlu mengorbankan AnakNya sendiri untuk menebus saya. Apakah kamu merasakan hal yang sama juga?  

Ibaratnya ketika seorang Presiden menyambut kita di depan pintu mobil ketika kita berkunjung ke istana negara, tentunya kita merasa dihargai kan? Ternyata di mata Presiden saya itu penting lho, berharga lho, sampai disambut sendiri pas turun dari mobil. Presiden tidak menyuruh ajudannya, meskipun bisa saja seperti itu tapi tidak, Presiden sendiri yang menyambut saya.

Di Perjanjian Baru kita jadi tahu bahwa karya Yesus di kayu salib, mengubahkan status kita, memindahkan kita dari gelap kepada terangNya yang ajaib (1 Petrus 2:9), membuat kita bisa dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karuniaNya (Ibrani 4:16), menyambut Kerajaan Allah seperti anak-anak yang datang mendekat pada Yesus. 
 
saya sangat diberkati sekali dengan bible study saya hari ini
be blessed!
 

No comments:

Post a Comment